A. Proses terjadinya bumi
Bumi dengan segala isi dan bentuknya merupakan salah satu planet anggota tata surya yang beredar mengelilingi Matahari.Karena merupakan bagian dari tata surya, maka proses terbentuknya tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya.
Ada berbagai macam teori atau hipotesa yang dikemukan oleh para ahli tentang terjadinya tata surya. Dimana dengan teori tersebut dapat memperjelas tentang proses pembentukan bumi, antara lain :
1. Teori kabut ( Nebula )
Teori ini dikemukakan oleh Immanuel kant seorang ahli filsafat dari Jerman ( 1724 – 1804 ) dan Pierre Simon de Laplace seorang ahli fisika dari Prancis ( 1749 – 1827 ), yang menyatakan bahwa anggota tata surya pada awalnya berbentuk awan gas dan debu yang berputar sangat perlahan. Awan gas berangsur angsur mendingin lalu menyusut dan membentuk kabut gas. Kabut yang menyusut kemudian berputar lebih cepat , sehingga bentuknya erputar lebih cepat , sehingga bentuknya yang semula pipih berubah menjadi cakram. Suhu dan tekanannya bertambah sehingga bagian yang tengah menjadi matahari. Matahari berputar cepat dan melepas cincin debu. Debu tersebut memadat dan membentuk Bumi dan planet – planet lain yang berputar mengelilingi matahari karena adanya gaya gravitasi matahari .
2. Teori Planetesimal
Dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin seorang ahli geologi (1843 –1928 ) dan Forest R. Moulton ahli geofisika ( 1872 – 1952 ) berkebangsaan Amerika Serikat, menyatakan bahwa suatu ketika sebuah bintang melintasi ruang angkasa dan berada dekat sekali dengan matahari. Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menyebabkan pasang di bagian gas matahari. Akibatnya massa gas terlempar dari Matahari dan mulai mengorbit. Karena daya tarik matahari, massa gas itu tertahan dan bergerak mengelilingi Matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, bentuknya berubah menjadi cairan kemudian memadat.Akhirnya massa gas itu menjadi planet yang ada sekarang, termasuk Bumi kita.
3. Teori Pasang Surut
Teori ini dikemukakan oleh dua orang ilmuwan Inggris, yaitu Sir James Jeans ( 1877 – 1946 ) dan Harold Jeffreys ( 1891 – 1989 ), Teori mengatakan bahwa planet – planet terbentuk langsung oleh gas asli matahari yang tertarik oleh sebuah bintang yang melintas didekatnya. Menurut teori ini, ketika bintang mendekat Matahari, tarikan gravitasinya menyedot filament gas yang berbentuk cerutu panjang. Filamen yang membesar bagian tengahnya dan mengecil dibagian ujungnya, filament inilah yang membentuk planet – planet anggota tata surya.
4. Teori bintang kembar
Teori bintang kembar dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Inggris R.A. Lyttleton sekitar tahun 1930-an. Teori ini mengatakan bahwa Matahari memiliki sebuah bintang sebagai kembarannya. Bintang kembaran matahari tersebut kemudian meledak menjadi unsure – unsur gas dan terperangkap oleh gaya gravitasi matahari. Awan gas kemudian mendingin membentuk planet dan satelitnya – satelitnya yang mengelilingi matahari membentuk tata surya.
5. Teori awan debu ( Proto Planet )
Teori proto planet dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Jerman Carl Von Weizsaeker ( 1940 ) dan disempurnakan oleh Gerard P. Kuiper. Kedua ahli tersebut menyatakan bahwa tata surya kita terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu ( hidrogen dan helium ). Awan gas ini mengalami pemutataran dan pemadatan. Lama kelamaan gumpalan itu membentuk sperti cakram ( bagian tengahnya lebih tebal dibandingkan bagian pinggirnya ). Karena bagian tengahnya mempunyai daya tekan yang lebih kuat maka terbentuklah Matahari. Selanjutnya pusat – pusat yang lebih kecil diselimuti kabut, dank abut – kabut kecil itu pecah menjadi awan yang lebih kecil lagi disebut Proto Planet. Proto Planet inilah yang kemudian membentuk planet – planet dan satelit – satelit
Bumi dengan segala isi dan bentuknya merupakan salah satu planet anggota tata surya yang beredar mengelilingi Matahari.Karena merupakan bagian dari tata surya, maka proses terbentuknya tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya.
Ada berbagai macam teori atau hipotesa yang dikemukan oleh para ahli tentang terjadinya tata surya. Dimana dengan teori tersebut dapat memperjelas tentang proses pembentukan bumi, antara lain :
1. Teori kabut ( Nebula )
Teori ini dikemukakan oleh Immanuel kant seorang ahli filsafat dari Jerman ( 1724 – 1804 ) dan Pierre Simon de Laplace seorang ahli fisika dari Prancis ( 1749 – 1827 ), yang menyatakan bahwa anggota tata surya pada awalnya berbentuk awan gas dan debu yang berputar sangat perlahan. Awan gas berangsur angsur mendingin lalu menyusut dan membentuk kabut gas. Kabut yang menyusut kemudian berputar lebih cepat , sehingga bentuknya erputar lebih cepat , sehingga bentuknya yang semula pipih berubah menjadi cakram. Suhu dan tekanannya bertambah sehingga bagian yang tengah menjadi matahari. Matahari berputar cepat dan melepas cincin debu. Debu tersebut memadat dan membentuk Bumi dan planet – planet lain yang berputar mengelilingi matahari karena adanya gaya gravitasi matahari .
2. Teori Planetesimal
Dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin seorang ahli geologi (1843 –1928 ) dan Forest R. Moulton ahli geofisika ( 1872 – 1952 ) berkebangsaan Amerika Serikat, menyatakan bahwa suatu ketika sebuah bintang melintasi ruang angkasa dan berada dekat sekali dengan matahari. Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menyebabkan pasang di bagian gas matahari. Akibatnya massa gas terlempar dari Matahari dan mulai mengorbit. Karena daya tarik matahari, massa gas itu tertahan dan bergerak mengelilingi Matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, bentuknya berubah menjadi cairan kemudian memadat.Akhirnya massa gas itu menjadi planet yang ada sekarang, termasuk Bumi kita.
3. Teori Pasang Surut
Teori ini dikemukakan oleh dua orang ilmuwan Inggris, yaitu Sir James Jeans ( 1877 – 1946 ) dan Harold Jeffreys ( 1891 – 1989 ), Teori mengatakan bahwa planet – planet terbentuk langsung oleh gas asli matahari yang tertarik oleh sebuah bintang yang melintas didekatnya. Menurut teori ini, ketika bintang mendekat Matahari, tarikan gravitasinya menyedot filament gas yang berbentuk cerutu panjang. Filamen yang membesar bagian tengahnya dan mengecil dibagian ujungnya, filament inilah yang membentuk planet – planet anggota tata surya.
4. Teori bintang kembar
Teori bintang kembar dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Inggris R.A. Lyttleton sekitar tahun 1930-an. Teori ini mengatakan bahwa Matahari memiliki sebuah bintang sebagai kembarannya. Bintang kembaran matahari tersebut kemudian meledak menjadi unsure – unsur gas dan terperangkap oleh gaya gravitasi matahari. Awan gas kemudian mendingin membentuk planet dan satelitnya – satelitnya yang mengelilingi matahari membentuk tata surya.
5. Teori awan debu ( Proto Planet )
Teori proto planet dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Jerman Carl Von Weizsaeker ( 1940 ) dan disempurnakan oleh Gerard P. Kuiper. Kedua ahli tersebut menyatakan bahwa tata surya kita terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu ( hidrogen dan helium ). Awan gas ini mengalami pemutataran dan pemadatan. Lama kelamaan gumpalan itu membentuk sperti cakram ( bagian tengahnya lebih tebal dibandingkan bagian pinggirnya ). Karena bagian tengahnya mempunyai daya tekan yang lebih kuat maka terbentuklah Matahari. Selanjutnya pusat – pusat yang lebih kecil diselimuti kabut, dank abut – kabut kecil itu pecah menjadi awan yang lebih kecil lagi disebut Proto Planet. Proto Planet inilah yang kemudian membentuk planet – planet dan satelit – satelit