ASAM BASA DERAJAT KEASAMAN DAN APLIKASINYA
1. Teori Arhennius
Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+.
Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-.
Asam adalah proton donor
Basa adalah proton akseptor.
Jika suatu asam mamberikan H⁺ , maka yang tinggal atau sisanya merupakan basa konjugasi (basa pasangan) dari asam semula. Jika suatu basa menerima H⁺, maka yang terbentuk merupakan asam konjugasi (asam pasangan) dari basa semula.
Asam : akseptor pasangan elektron
Basa : donor pasangan elektron
Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
Sifat Asam-Basa
Senyawa asam bersifat korosif, artinya dapat mengikis atau merusak zat lain melalui reaksi kimia(reaksi redoks), umumnya zat itu merupakan oksidator kuat. Contoh: O2 dan larutan asam bersifat korosif terhadap besi.
Senyawa basa bersifat kaustik,artinya dapat merusak/melepuhkan kulit kita.
Asam merupakan zat yang larutannya berasa asam, dapat memerahkan kertas lakmus biru dan menetralkan basa. Sedangkan basa merupakan zat yang larutannya berasa pahit, licin, dapat membirukan kertas lakmus merah dan menetralkan asam.
Reaksi Penetralan
Jika suatu larutan asam dicampurkan dengan suatu larutan basa ,maka H⁺ dari asam akan bereaksi dengan OH⁻ dari basa,untuk membentuk air.
H⁺ + OH⁻ -------> H₂O
Perhatikan reaksi antara larutan HCl dengan larutan NaOH.
H⁺ + Cl⁻ + OH⁻ -------> Na⁺ + Cl⁻ + H₂O
atau
HCl + NaOH -------> NaCl + H₂O
Senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa disebut garam. Seperti halnya asam dan basa,garam pun merupakan elektrolit,sebab terlarut dalam wujud ion.
Jadi,suatu reksi penetralan dapat dituliskan secara umum sebagai berikut:
asam + basa -----> garam + air
Kekuatan asam basa
Elektrolit kuat jika dilarutkan dalam air akan terionisasi sempurna ( = 1 ), sedangkan elektrolit lemah hanya terionisasi sebagian ( < 1 ).
Macam-macam asam dan basa :
Asam kuat : H₂SO₄, HNO₃, HI, HBr, HCl,
HCIO₃ dan HClO₄
Basa Kuat : KOH, NaOH, Ba(OH)₂,
Ca(OH)₂, dan Mg(OH)₂
Asam lemah : CH3COOH, H2CO3 , H2S
Basa Lemah : NH3
Derajat Ionisasi
Derajat ionisasi: perbandingan antara jumlah
zat yang mengion dengan
jumlah zat yang dilarutkan.
Jika zat mengion sempurna, maka derajat ionisasinya, α = 1
Jika zat tidak ada yang mengion, maka derajat ionisasinya, α = 0
Kekuatan Asam dan Basa
Tetapan ionisasi asam merupakan tetapan kesetimbangan untuk asam dan diberi lambang Ka.
Harga Ka mencerminkan kekuatan asam, makin besar Ka, makin kuat asam.
Tetapan ionisasi basa merupakan tetapan kesetimbangan untuk basa dan diberi lambang Kb.
Harga Kb mencerminkan kekuatan basa, makin besar Kb, makin kuat basa.
Kegunaan Asam-Basa
1. Saponifikasi / Penyabunan
ketika kita reaksikan lemak dengan basa maka sabun akan terbentuk selain gliserin sebagai hasil sampingan berikut persamaannya:
C3H5 (C18H35O2)3 + 3NaOH --------> 3NaC18H35O2 +C3H5(OH) 3
Sabun yang terbentuk adalah sabun keras, sedangkan untuk sabun lembut kita dapat mengganti NaOH dengan KOH, prosesnya adalah pencampuran senyawa basa dengan lemak kemudian di panaskan dalam bejana setelah sabun terbentuk NaOH ditambahkan sebagai katalis untuk memisahkan sabun dari larutannya, setelah itu proses penambahan pewangi, pembentukan dilakukan.
2. Pembersih porselen
Pembersih porselen menggunakan prinsip dasar netralisasi, pada dasarnya kerak yang berada di porselen berasal dari minyak, sisa sabun yang terlarut. Dengan memanfaatkan asam kita dapat menghilangkan kerak tersebut. Tentunya molaritas serta jenis asam yang digunakan telah disesuaikan agar tidak merusak porselen tersebut. Biasanya produk pembersih porselen mengandung phenol C6H5OH dinyatakan asam bukan basa sebab ada pengaruh cincin aromatik sehingga bila terlarut menjadi:
C6H5OH -------> C6H5O - + H +
3. Pengolahan limbah
Pada instalasi waste water treatment senyawa ini di gunakan untuk menetralkan kadar asam/basa yang berada di air sehingga memenuhi kadar baku air, proses diawali dengan menyaring limbah cair tersebut dalam container berhubungan, setelah hilang partikel pengotor fisik maka air tersebut dialirkan ke wadah berisi Ca(OH)2, sehingga kadar asam dalam limbah tersebut dinetralkan, setelah itu proses penambahan asam dilakukan agar kadar Ca(OH)2 terlarut dapat di minimalkan. limbah selanjutnya di alirkan ke container berisi CaCl2 untuk penjernihan, setelah proses tersebut limbah di alirkan ke kolam penampungan untuk di uji pH nya apakah telah memenuhi standar baku.
4. Pemadam api
Pada dasarnya api terbentuk karena lingkaran api yang terdiri dari: bahan, penyebab api, udara. Bila kita pisahkan udara maka api dapat di padamkan. Berawal dari teori diatas maka alat pemadam kebakaran di buat, menggunakan natrium karbonat yang direaksikan dengan vitriol oil
2NaHCO3 + H2SO4 --------> Na2SO4 + H2O + CO2(g)
Pada proses ini gas karbon dioksida yang terbentuk Akan mengikat oksigen sehingga api akan kekurangan mata rantainya.
5. Asam Sitrat
Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan Kode asam sitrat sebagai zat aditif makanan (E number) adalah E330. Garam sitrat dengan berbagai jenis logam digunakan untuk menyediakan logam tersebut (sebagai bentuk biologis) dalam banyak suplemen makanan. Sifat sitrat sebagai larutan penyangga digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah tangga dan obat-obatan.
Asam sitrat digunakan di dalam industri bioteknologi dan obat-obatan untuk melapisi (passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian tinggi sebagai ganti asam nitrat, karena asam nitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah digunakan untuk keperluan tersebut, sementara asam sitrat tidak.
* Untuk lebih lengkapnya berada pada slide