Batuan Metamorfik

Batuan Metamorfik


Metamorfosa adalah proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi   ( 3 – 20 km ) yang keseluruhannya atau sebagian besar terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa melalui fasa cair. Sehingga terbentuk struktur dan mineralogi baru yang sesuai dengan lingkungan fisik baru pada tekanan ( P ) dan temperatur ( T ) tertentu.
Menurut H. G. F. Winkler (1967), metamorfisme adalah proses yang mengubah mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan kimia dalam kerak bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya.

Tahapan Proses Metamorfise

Rekristalisasi
Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, disini terjadi penyusunan kembali kristal-kristal dimana elemen-elemen kimia yang sudah ada sebelumnya sudah ada.
Reorientasi
Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, disini pengorientasian kembali dari susunan kristal-kristal, dan ini akan berpengaruh pada tekstur dan struktur yang ada.
Pembentukan mineral-mineral baru
Proses ini terjadi dengan penyusunan kembali elemen-elemen kimiawi yang sebelumnya telah ada.

Jenis-Jenis Metamorfise

- Metamorfisme kontak/termal
Metamorfisme oleh temperatur tinggi pada intrusi magma atau ekstrusi lava.
- Metamorfisme regional
Metamorfisme oleh kenaikan tekanan dan temperatur yang sedang, dan terjadi pada daerah yang luas.
- Metamorfisme Dinamik
Metamorfisme akibat tekanan diferensial yang tinggi akibat pergerakan patahan lempeng.

Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk yang lain, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf sendiri yang telah mengalami proses/perubahan mineralogi, tekstur maupun struktur sebagai akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang tinggi. Proses metamorfosa terjadi dalam fasa padat, tanpa mengalami fasa cair, dengan temperatur 200oC – 6500C. Menurut Grovi (1931) perubahan dalam batuan metamorf adalah hasil rekristalisasi dan dari rekristalisasi tersebut akan terbentuk kristal-kristal baru, begitupula pada teksturnya.

Proses Pembentukan Batuan Metamorf

Proses pembentukan batuan metamorf, Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid rate) akibat adanya perubahan temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi (Ehlers and Blatt, 1982).• Jadi batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh proses metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan batuan akibat perubahan tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau variasi dari ketiga faktor tersebut. Proses metamorfosa merupakan proses isokimia, dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang mengalami metamorfosa. Temperatur berkisar antara 2000 C – 8000 C, tanpa melalui fase cair.

Struktur Batuan Metamorf

1. Struktur Foliasi : ditunjukan oleh adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf.
a. Struktur Skistose: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral pipih (biotit, muskovit, felspar) lebih banyak dibanding mineral butiran.
b. Struktur Gneisik: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral granular, jumlah mineral granular relatif lebih banyak dibanding mineral pipih.
c. Struktur Slatycleavage: sama dengan struktur skistose, kesan kesejajaran mineraloginya sangat halus (dalam mineral lempung).
d. Struktur Phylitic: sama dengan struktur slatycleavage, hanya mineral dan kesejajarannya sudah mulai agak kasar. 
2. Struktur non foliasi : tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf.
a. Struktur Hornfelsik: struktur yang memperlihatkan butiran-butiran mineral relatif seragam.
b. Struktur Kataklastik: struktur yang memperlihatkan adanya penghancuran terhadap batuan asal.
c. Struktur Milonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi oleh adanya   orientasi mineral yang berbentuk lentikuler dan butiran mineralnya halus.
d. Struktur Pilonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi dari belahan permukaan yang berbentuk paralel dan butiran mineralnya lebih kasar dibanding struktur milonitik, malah mendekati tipe struktur filit.
e. Struktur Flaser: sama struktur kataklastik, namun struktur batuan asal berbentuk lensa yang tertanam pada masa dasar milonit.
f. Struktur Augen: sama struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri dari butir-butir felspar dalam masa dasar yang lebih halus.
g.Struktur Granulose: sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai ukuran beragam.
h.Struktur Liniasi: struktur yang memperlihatkan adanya mineral yang berbentuk jarus ataufibrous.


Tekstur Batuan Metamorf

Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa, diantaranya :
Relict/Palimpset/Sisa;masih  menunjukkan  sisa  tekstur  batuan  asalnya.  
Awalan  blasto digunakan  untuk  penamaan  tekstur  batuan metamorf ini. Batuan  yang  mempunyai  kondisi seperti ini sering disebut batuan meta beku atau metasedimen. • Kristaloblastik; terbentuk oleh sebab proses metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya menggunakan akhiran blastik.
Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir • Fanerit; butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata. • Afanit; butiran kristal tidak dapat dilihat dengan mata.

Tekstur Berdasarkan Bentuk Individu Kristal : • Euhedral; bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan kristal itu sendiri. • Subhedral; bila kristal dibatasi sebagian oleh bidang permukaannya sendiri dan sebagian oleh bidang permukaan kristal di sekitarnya. • Anhedral; bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain di sekitarnya. • Idioblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk euhedral. • Hypidioblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk subhedral • Xenoblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk anhedral.

Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral • Lepidoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk tabular. • Nematoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk prismatik. • Granoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya sutured (tidak teratur) dan umumnya berbentuk anhedral. • Granuloblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya unsutured (lebih teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral. 

Berdasarkan jumlah tekstur yang dimilikinya, tekstur batuan metamorf dibagi menjadi dua, yaitu • Homeoblastik; jika batuan metamorf tersebut hanya memiliki satu tekstur batuan.
• Heteroblastik; jika batuan metamorf tersebut memiliki lebih dari satu jenis tekstur batuan.

Tekstur Berdasarkan Bentuk Individu Kristal : • Euhedral; bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan kristal itu sendiri. • Subhedral; bila kristal dibatasi sebagian oleh bidang permukaannya sendiri dan sebagian oleh bidang permukaan kristal di sekitarnya. • Anhedral; bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain di sekitarnya. • Idioblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk euhedral. • Hypidioblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk subhedral • Xenoblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk anhedral.

Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral• Lepidoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk tabular. • Nematoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk prismatik. • Granoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya sutured (tidak teratur) dan umumnya berbentuk anhedral. • Granuloblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya unsutured (lebih teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral. 

Berdasarkan jumlah tekstur yang dimilikinya, tekstur batuan metamorf dibagi menjadi dua, yaitu : • Homeoblastik; jika batuan metamorf tersebut hanya memiliki satu tekstur batuan. • Heteroblastik; jika batuan metamorf tersebut memiliki lebih dari satu jenis tekstur batuan.

Tekstur khusus yang umumnya akan tampak pada pengamatan petrografi : • Porfiroblastik; terdapat beberapa mineral yang ukurannya lebih besar dari mineral lainnya. Kristal yang lebih besar tersebut sering disebut sebagai porphyroblasts. • Poikiloblastik/sieve texture; tekstur porfiroblastik dengan porphyroblasts tampak melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil. • Mortar texture; fragmen mineral yang lebih besar terdapat pada massa dasar material yang berasal dari kristal yang sama yang terkena pemecahan (crushing). • Decussate texture; tekstur kristaloblastik batuan polimineralik yang tidak menunjukkan keteraturan orientasi. • Sacaroidal texture; tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir.

Jenis Batuan Metamorf

Batuan metamorf kontak/sentuh/termal = batuan malihan akibat bersinggungan dengan magma, contoh: marmer, kuarsit.
Batuan metamorf tekan/dinamo/kataklastik = batuan malihan akibat tekanan yang sangat tinggi, contoh: batusabak, filit.
Batuan metamorf regional/dinamo-termal = batuan malihan akibat pengaruh tekanan dan temperatur yang sangat tinggi, contoh: genes, amfibolit, grafit.

- Amphibolit: Batuan yang berbutir sedang sampai kasar komposisi utamanya adalah ampibol (biasanya hornblende) dan plagioklas.
- Eclogit: Batuan yang berbutir sedang komposisi utama adalah piroksin klino ompasit tanpa plagioklas felspar (sodium dan diopsit kaya alumina) dan garnet kaya pyrop. Eclogit mempunyai komposisi kimia seperti basal, tetapi mengandung fase yang lebih berat. Beberapa eclogit berasal dari batuan beku.
- Granulit: Batuan yang berbutir merata terdiri dari mineral (terutama kuarsa, felspar, sedikit garnet dan piroksin) mempunyai tekstur granoblastik. Perkembangan struktur gnessiknya lemah mungkin terdiri dari lensa-lensa datar kuarsa dan/atau felspar.
- Hornfels: Berbutir halus, batuan metamorfisme thermal terdiri dari butiran-butiran yang equidimensional dalam orientasi acak. Beberapa porphiroblast atau sisa fenokris mungkin ada. Butiran-butiran kasar yang sama disebut granofels.
- Milonit: Cerat berbutir halus atau kumpulan batuan yang dihasilkan oleh pembutiran atau aliran dari batuan yang lebih kasar. Batuan mungkin menjadi protomilonit, milonit, atau ultramilomit, tergantung atas jumlah dari fragmen yang tersisa. Bilamana batuan mempunyai skistosity dengan kilap permukaan sutera, rekristralisasi mika, batuannya disebut philonit.
- Serpentinit: Batuan yang hampir seluruhnya terdiri dari mineral-mineral dari kelompok serpentin. Mineral asesori meliputi klorit, talk, dan karbonat. Serpentinit dihasilkan dari alterasi mineral silikat feromagnesium yang terlebih dahulu ada, seperti olivin dan piroksen.
- Skarn: Marmer yang tidak bersih/kotor yang mengandung kristal dari mineral kapur-silikat seperti garnet, epidot, dan sebagainya. Skarn terjadi karena perubahan komposisi batuan penutup (country rock) pada kontak batuan beku.

Mineral Penyusun Batuan Metamorf

1. Amphibole/Hornblende.
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf.
2. Biotite
Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar menyerupai buku dan merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral biotite. Mineral biotite umumnya berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan muscovite berwarna terang, abu-abu terang. Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan kuku.
3. Plagioclase feldspar
Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut An-orthite.
4. Potassium feldspar (Orthoclase)
Potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya plagioclase feldspar, potassium feldspars adalah mineral silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.
5. Mica
Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi, dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O).
6. Quartz
Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak bumi. Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap kaca dan belahan (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.
7. Calcite
Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya berwarna putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari binatang laut terbuat dari calcite atau mineral yang berhubungan dengan ‘lime’ dari batugamping.

Macam-macam Batuan Metamorf

1. Slate
Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained).
Asal                             : Metamorfisme Shale dan Mudstone
Warna                          : Abu-abu, hitam, hijau, merah
Ukuran butir                : Very fine grained
Struktur                       : Foliated (Slaty Cleavage)
Komposisi                   : Quartz, Muscovite, Illite
Derajat metamorfisme : Rendah
Ciri khas                      : Mudah membelah menjadi lembaran tipis
2. Filit
Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.
Asal                             : Metamorfisme Shale
Warna                          : Merah, kehijauan
Ukuran butir                : Halus
Stuktur                        : Foliated (Slaty-Schistose)
Komposisi                   : Mika, kuarsa
Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate
Ciri khas                      : Membelah mengikuti permukaan gelombang
3. Gneiss
Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.
Asal                                   : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
Warna                                : Abu-abu
Ukuran butir                      : Medium – Coarse grained
Struktur                             : Foliated (Gneissic)
Komposisi                         : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Derajat metamorfisme       : Tinggi
Ciri khas                            : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya amphibole dan mika.
4. Marmer
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
Asal                             : Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna                          : Bervariasi
Ukuran butir                : Medium – Coarse Grained
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                   : Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
Ciri khas                      : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.
5. Kuarsit
Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .
Asal                             : Metamorfisme sandstone (batupasir)
Warna                          : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir                : Medium coarse
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                   : Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas                      : Lebih keras dibanding glass

Batuan Sedimen

Batuan Sedimen


Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materihasil erosi. sekitar 80% permukaan benua tertutup batuan sedimen, waluapun volumnya hanya sekitar 5% dari volum kerak bumi.

Proses terbentuknya batuan sedimen :

1. Pelapukan (wheathering), batuan besar lapuk menjadi batuan-batuan dengan ukuran lebih kecil.
2. Erosi
3. Transportasi, batuan terbawa arus sungai menuju ke hilir.
4. Deposisi, batuan mengendap pada suatu tempat.
5.  Proses lithifikasi

Burial, materi batuan ditumpangi material lain
Kompaksi, pemadatan material-material batuan
Sementasi, perekatan material-material batuan
Lithifikasi, material-material batuan menjadi kesatuan batuan sedimen

Sifat Batuan Sedimen

1. Stratifikasi sedimen adalah hasil dari sebuahpenyusunan lapisan partikel yang berupa endapan atau batuan endapan. Pelapisan merupakan suatu hal yangsangat penting pada batuan sedimen, batuan vulkanik dan metamorf.

2. Sortasi : akibat yang menyolok dari pengangkutan partikel-partikel oleh aliran air atau aliran angin. Sortasi terjadi akibat spesific gravity (perbandingan antara berat dari sebuah volume material terhadap berat dari volume satu kubik air.

3.Lapisan Sejajar (paralel Starata) Lapisan lapisan dari endapan dapat dibagi dalam 2 kelas didasarkan atas sifat sifat geometrik, yaitu : (1) Lapisan Sejajar dan (2) lapisan yang tidak sejajar/cross strata. Lapisan sejajar adalah lapisan yang sejajar antara satu dengan lainnya. Lapisan ini disebabkan oleh deposit air. Perubahan deposisi tersebut disebabkan adanya pasang surutnya air yang mengalir.

4.BentukSilang(CrossStrata) Bentuksilangadalahbentukyangmembengkok(cenderungmiring)dengankecenderungan menuju lapisan yang lebih tebal. Bentuk silang padaumumnya terlihat pada delta delta sungai, bukit bukit pasir, pantai pantai danendapan sungai. Bentukan tersebut dapat terjadi jika terdapat lubanglubangpadalapisannya,sehinggaakandiisiolehdepositbaruyangakanmembentuklapisansilang.

Klasifikasi Batuan Sedimen

Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuansedimen dapat digolongkan atas 3 bagain :
a) Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air. contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain.
b) Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin. contohnya : tanah loss, sand dunes.
c) Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. contohnya morena, drimlin

Berdasarkanterbentuknya(lingkunganpengendapan)

Berdasarkanterbentuknya(lingkunganpengendapan),batuansedimendibagimenjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping,dolomit, napal, dan sebagainya.
b. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun (aeolis), dan sebagainya.
c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut,misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).

Berdasarkan kedalamnya, laut dibagi menjadi beberapa zona (bathymetric zone), zona litoral, yaitu Zona Transisi yang terletak pada daerah pasang surut, Zona Epineritik, yaitu, dari batas daerah surut sampai kedalaman 50m, Zona Neritik (50-200m), Zona Bathial (200-2000m), dan Zona Abysal (>2000m).

Berdasarkan proses pengendapannya batuan sedimen di bedakan menjadi :

- Sedimen klastik
Yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari endapan batuan-batuan asal.Contoh : breksi, batu pasir, konglomerat
- Sedimen piroklastik
Yaitu batuan sedimen yang terbentuk akibat proses pelamparan saat gunung erupsi secara eksplosif.Contoh : aglomerat, bomb, tuff
- Sedimen organik
Yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa organisme.Contoh : gamping, gambut, batubara
Sedimen kimiawi
Yaitu batuan sedimen yang terbentuk akibat suatu proses kimia.
Contoh : evaporit, halit, gips

Identifikasi Batuan Sedimen

1. Tekstur
2. Komposisi Mineral
3. Struktur

1. Tekstur
A. Besar butir dibedakan menjadi :
Rudit (256 – 2 mm), secara kualitatif dapat diamati dari bongkah hingga krikil.
Arenit (2 – 1/16 mm), secara kualitatif dapat diamati sebesar ukuran fraksi pasir.
Illutit (1/16 – 1/256 mm), secara kualitatif dapat diamati sebesar ukuran fraksi debu dan lempung.
B. Sortasi( pemilahan )
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik.Pemilahan yaitu keseragaman butir di dalam batuan sedimen klastik. Pemilahan dibedakan menjadi :
Baik, artinya butir batuan/ mineral penyusunnya mempunyai diameter hampir sama
Sedang, artinya butiran mempunyai ukuran tidak sama, tetapi ada satu ukuran yang mendominasi
Buruk, artinya butiran mempunyai ukuran tidak sama tanpa ada ukuran yang mendominasi,
C. Bentuk butir dibedakan menjadi :
Menyudut
Menyudut tanggung
Membulat tanggung
Membulat

2. Komposisi mineral
Komposisi mineral yang harus dikenali adalah komposisi mineral fragmen, matrik dan semen. Fragmen adalah butiran yang ukurannya paling besar, dapatberupa batuan, mineral atau fosil. Matrik merupakan butiran yang ukurannya lebih kecil dari fragmen dengan jumlah yang lebih besar. Semen merupakan bahan pengikat fragmen dan matrik, dapat berupa karbonat, silica atau oksida besi.

3. Struktur
Struktur dapat meliputi :
Struktur primer, terbentuk pada saat pengendapan. Contohnya : perlapisan, gelembeur, gelember, perlapisan silang siur.
Struktur sekunder, terbentuk segera setelah pengendapan, sebelum atau pada waktu genesa. Contohnya : rekah kerus, jejak binatang dan sebagainya.
Struktur pertumbuhan organik, terbentuk oleh organisme. Contohnya : pertumbuhan ganggang, binatang karang

Penamaan Batuan Sedimen Klastik

Ukuran butir >256 mm disebut boulder atau bongkah (bongkahkonglomerat) Ukuran butir 64-256 mm disebut cobble atau kerakal (karakalkonglomerat) ukuran butir 4-64 mm) disebut pebble atau kerikil (kerikil konglomera) Ukuran butir 2-4 mm disebut granule (batu pasir kasar) Ukuran butir 1/16-2 mm disebut batu pasir Ukuran butir 1/256-1/16 mm disebut batu lanau Ukuran butir <1/256 mm disebut batu lempung

Manfaat Batuan Sedimen

Untuk bahan dasar bangunan (gypsum)
- Untuk bahan bakar (batu bara)
- Untuk Pengeras jalan (batu gamping)
- Untuk Pondasi rumah (batu gamping)

Contoh Jenis Batuan Sedimen

Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari sementasi fragmen-fragmen yang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256 milimeter. Fragmen-fragmen ini bersifat runcing dan menyudut. Fragmen-fragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang terkumpul pada bagian dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi. Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.

Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256 milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agakmembulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat

Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.

Selengkapnya berada pada slide

Batuan Beku (Igneous Rock)

Batuan Beku (Igneous Rock)


Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras , dengan dan tanpa proses kristalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun diatas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).

Struktur Batuan Beku

Struktur Batuan Beku dapat di artikan sebagi kenampakandari batuan beku yang tersingkap.

Pillow structure, yaitu struktur yang ditandai masa berbentuk bantal khas pada batuan ekstrusi bawah laut.
Vesikular, yaitu struktur batuan beku yang ditandai dengan lubang-lubang gas dengan arah tertentu.
Skoria, (seperti vesikular tetapi tidak menunjukkan arah yang teratur)
Amigdalodal, yaitu struktur dimana lubang-lubang keluarnya gas terisi oleh mineral-mineral sekunder, seperti zcolit, karbonat dan silika.
·Xenolith, yaitu struktur yang memperlihatkan ada fragmen batuan yang masuk atau tertanam ke dalam batuan beku. Struktur ini terbentuk akibat peleburan tidak sempurna dari suatu batuan samping di dalam magma yang menerobos.
 Masif, yaitu struktur yang tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya.
· Autobrecia, yaitu struktur yang terlihat pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen dari lava itu sendiri.

Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kurasa atau zeolit.

Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
Jointin yaitu struktur batuan yang tampak mempunyai retakan.
a. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
b.Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.

1) Konkordan
Merupakan tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya. Jenis-jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya.

Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diamater laccolih berkisat dari 2 sampai 4 mil dengan kedalama ribuan meter.

Lapolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung kebawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter

Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer.

Diskorndan
Merupakan tubuh batuan beku instrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis dari tubuh batuan ini, yaitu :
Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar, yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolithy tetapi ukurannya lebih kecil, yaitu < 100 km2.

Tekstur Batuan Beku

Tekstur batuan beku adalah hubungan antara massa kristal dan massa gelas yang membentuk massa yang merata dari batuan. Tekstur meliputi :
Derajat Kristalisasi
Jika hanya terdiri dari kristal saja, maka disebut holokristalin. Jika terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas di sebut hypokristalin atau merokristalin. Dan jika hanya terdiri dari gelas saja disebut holohyalin.
Ukuran Butir
- Apabila kristalnya sangat halus disebut afanitik.
- Halus (<1mm), Sedang (1-5 mm), Kasar (5-30 mm), Sangat Kasar (>30 mm)
- Apabila kristalnya dapat diamati dengan mata disebut faneritik. 
- Mikrokristalin (0,1-0,01 mm), Kriptokristalin (0,01-0,002 mm)
- Dan apabila terdiri dari massa gelas semuanya disebut glassy.

Bentuk Kristal
Apabila mineral dibatasi bidang kristal yang sempurna disebut euhedral. Apabila mineral dibatasi sebagian bidang kristal yang sempurna disebut subhedral. Dan apabila mineral dibatasi bidang kristal yang tidak sempurna disebut anhedral.
Kombinasi Bentuk kristal
a. Unidiomorf (Automorf) yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang kristal atau euhedral (sempurna)
b. Hypidiomorf (Hypautomorf) yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk euhedral dan subhedral
c. Allotriomorf (Xenomorf) yaitu sebagian besar penyusunnya merupakan kristal anhedral
Keseragaman Antar Butiran
Equigranular : ukuran butir penyusun batuannya hampir sama
Inequigranular : ukuran butir penyusun batuannya tidak sama

Klasifikasi Batuan Beku

Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku dibedakan atas :
1) Batuan Beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.
2) Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentuk tidak jauh dari permukaan bumi.
3)Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi.
Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua, yaitu mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotik, dan mineral felsic (terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.
Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%.
Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%.
Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%.
Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%.

Vulkanisme & Magmatisme

Vulkanisme & Magmatisme

Magma

- Dalam Siklus Batuan : batuan beku bersumber dari proses pendinginan dan penghabluran lelhan batuan di dalam bumi yang disebut Magma
- Magma  adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam litosfir,yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung didalamnya, serta mengandung didalamnya,serta mengandung sejumlah bahan mengandung gas
- Lelehan tersebut diperkirakan sekitar 200 km dibawah permukaan bumi,terdiri dari unsur-unsur yang kemudian membentuk mineral-mineral silikat.
- Densitas Magma lebih ringan dari batuan sekelilingnya, sehingga naik melalui rekahan litosfir hingga ke permukaan bumi
- Magma yang keluar dan mengalir diatas permukaan bumi, dinamakan lava
- Dalam perjalana magma menuju kepermukaan, dapat kehilangan mobilitasnya ketika masih berada di dalam litosfir dan membentuk dapur magma sebelum mencapai permukaan. Keadaan ini, magma akan membeku dimana ion-ion didalamnya akan mulai kehilangan gerak bebasnya kemudian menyusun diri, mengkristal, dan membentukbatuan beku.

Urutan Penghabluran (pembentukan mineral) dalam proses pendinginan dan penghabluran lelehan silikat
- Mineral dengan berat jenis tinggi (mengandung Fe, dan Mg) seperti olivine,piroksen akan menghablur paling awal
- Bentuk dan ukuran hablur yang terjadi , ditentukan oleh kecepatan pendinginan magma
- Pendinginan yang berlangsung cepat, terbentuk hablur yang berukuran kecil-kecil, kadang berukuran mikroskopis
- Bentuk pola susunan hablur-hablur mineral yang nampak pada batuan beku tersebut dinamakan tekstur batuan.

Proses pembentukan Magma
- Magma terbentuk akibat dari perbenturan 2 lempeng litosfir
- gesekan anatar kedua lempeng akan meningkatkan suhu dan tekanan ditambah dengan penambahan air berasal dari sedimen samudra akan disusui proses peleburan sebagian dari litosfir
- Magma yang terjadi akibat peleburan ini, menghasilkan magma bersusunan asam (SiO2 lebih besar dari 55%)
- Magma yang bersusunan basa, adalah magma yang yang terjadi dan bersumber dari astenosfir.

Diferensiasi Magma
- Penurunan temperatur magma secara perlahan, dikuti dengan terbentuknya mineral-mineral yang terbentuknya mineral-mineral seperti yang ditunjujan dalam deret Reaksi Bowen
- Pada penurunan temperatur magma maka mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral Olivine, kemudian dilanjutkan dengan pyroxene, homblende, biotite

Asimilasi Magma
- Naiknya magma kepermukaan
- Apabila magma asalnya bersifat asamsedangkan batuan sampinya bersifat basa
- Pembentukan batuan yang berkomposisi ultrabasa, intermediate, dan asamdapat juga terjadi apabila magma asal(Magma basa) mengalami asimilasi dengan batuan sampingnya

Mineral dan Batuan

Mineral dan Batuan


Batuan

Batuan adalah agregat padat dari mineral, atau kumpulan yang terbentuk secara alami yang tersusun oleh butiran mineral, gelas, material organik yang terubah, dan kombinasi semua komponen tersebut. Secara umum, batuan terbagi menjadi tiga, yaitu :
1.    Batuan beku (igneous rock)
Merupakan kumpulan interlocking agregat mineral-mineral silikat hasil pembentukan magma yang mendingin.
2.    Batuan Sediment (sediment rock)
Merupakan batuan hasil litifikasi bahan rombakan batuan hasil denudasi atau hasil reaksi kimia.
3.    Batuan Metamorf (metamorphic rock)
Merupakan batuan yang berasal dari suatu batuan asal yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral pada afase padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika (tekanan, temperatur, tekanan dan temperatur).
Dan ketiga jenis batuan diatas adalah penyusun dari lapisan-lapisan  bumi mulai dari kerak bumi sampai inti bumi.

Siklus Batuan
Siklus batuan dimulai dari magma yang mengalami pendinginan dan menjadi Batuan Beku, setelah itu Batuan Beku mengalami pelapukan dan berubah menjadi material-material sedimen, material sedimen tersebut mengalami lithifikasi menjadi Batuan Sedimen, sementara itu jika Batuan Beku dan Batuan sedimen jika mendapatkan tekanan dan suhu yang tinggi akan berubah menjadi Batuan Metamorf. Batuan Metamorf dan Batuan sedimen akan berubah menjadi material sedimen jika mengalami pelapukan, dan khusus untuk batuan metamorf akan kembali menjadi magma, jika mengalami peleburan

Deret Reaksi Bowen
Deret Reaksi Bowen adalah derat pembekuan magma yang disusun oleh Norman. L Bowendengan dasar pendinginan magma. Hal itu didasarkan pada fakta bahwa sesungguhnya magmatidak langsung membeku semuanya, tetapi untuk membeku membutuhkan proses yangberlangsung secara bertahap dan perlahan karena magma mengalami penurunan suhu. Namunpada kasus kasus tertentu dapat berlangsung secara cepat.
     Bown menggolongkan pembentukan batu ke dalam dua kelompok yaitu :
Reaksi ferromagnesium yang tidak menerus (discontinous)
Reaksi feldspar plagioclase yang terus menerus (continous)

Reaksi ferromagnesium yang tidak menerus (discontinous) ialah reaksi dimana mineral batuan yang terbentuk mempunyai komposisi yang berbeda tetapi mempunya struktur kimia yang sama.
Reaksi feldspar plagioclase yang terus menerus (continous) ialah reaksi dimana mineral-mineral batuan yang terbentuk mempunyai komposisi kimia yang berlainan dan struktur kristal yang berlainan.

Bumi

Bumi adalah tubuh padat, kecuali pada inti luar, dan beberapa tempat yang relative kecil di dalam mantel atas dan kerak, yang cair. Kebanyakan dari material yang padat merupakan batuan metamorf. Ini dikarenakan batuan di inti dalam, mantel dan kerak telah terubah dikarenakan tekanan dan temperatur yang tinggi. Magma yang terbentuk pada mantel atas naik ke level yang lebih tinggi di dalam kerak dan mengalami kristalisasi. Batuan sediment terbentuk di permukaan atau dekat permukaan.

Di daratan, batuan sediment menutupi sekitar 66% dari total batuan yang tersingkap (Blatt dan Jones, 1975). Sisanya sekitar 34% adalah batuan kristalin yang berupa batuan beku dan metamorf. Di bawah samudra kebanyak ditutupi oleh material sediment atau batuan sediment yang tipis. Dibawah tutupan sediment, didominasi oleh batuan beku dan metamorf.

Temparetur magma berkisar antara 6.000o C (magma asam) sampai 12500o C (magma basa), dimana kedua jenis magma ini merupakan induk batuan beku. Temperatur magma turun hingga mencapai titik jenuhnya, maka magma akan mulai mengkristal. Umumnya unsur-unsur yang sukar larut akan mengkristal terlebih dahulu seperti apatit, Zircon, ilmenit, magnetit, rutile, titanit, chromit. Sementara mineral yang mudah larut mengkristal kemudian dan terjebak di sekitar kristal yang terbentuk terlebih dahulu.Mineral utama pembentuk batuan juga mengalami hal yang serupa yang mula-mula mengkristal dan selanjutnya yaitu olivin, piroksen, amfibol, dan selanjutnya seperti yang dikemukakan oleh Bowen (1922). Bowen menggambarkannnya berupa chart yang disebut Deret Bowen (Bowen’s Series).

Tahap Pembekuan Magma
1. Tahap Orthomagmatik, yaitu pembekuan magma yang pertama kali dengan temperature > 8000o C.
2. Tahap Pegmatitik, yaitu pembekuan magma pada temperature antara 6000o C – 8000o 
3. Tahap Pneumatolitik, yaitu pembekuan magma pada temperatur antara 4000o C – 6000o C serta kaya akan gas.
4. Tahap Hydrothermal, yaitu pembekuan magma berkisar antara 1.000o C – 4000o C. Berupa larutan sisa yang kaya akan gas dan larutan/ cairan.

Proses Perubahan Magma
a.         Differensiasi Magma
Yaitu suatu proses yang menyebabkan magma yang asalnya relatif homogen terpecah-pecah menjadi beberapa bagian atau fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh migrasi ion atau molekul dalam larutan magma karena adanya perubahan temperatur dan tekana. 
b.         Assimilasi
Ketika magma naik menuju ke permukaan, magma tersebut tentunya melewati batuan samping, hal ini akan menyebabkan terjadinya interaksi antara magma dan batuan samping. Interaksi yang terjadi yaitu meleburnya batuan samping, terjadi reaksi dengan batuan samping dan pelarutan batuan samping, dengan demikian magma akan mengalami perubahan komposisi. Tingkat perubahan komposisi pada magma tergantung pada jenis magma, jenis batuan samping dan jaug dekatnya jarak yang ditempuh oleh magma.
c.          Pencampuran magma
Dalam perjalanannya magma dapat bertemu dengan magma dengan komposisi yang berbeda, hal ini tentunya akan merubah komposisi magma.

Hubungan Batuan dan Geologi
Batuan (rock) dalam pengertian petrologi tidak selalu merupakan massa yang padat, tetapi pasir yang lepas, batubara yang ringan ataupun lempung yang gembur dalam ilmu geologi dimasukkan ke dalam istilah batuan. Jadi segala sesuatu yang menjadi bahan pembentuk kerak bumi adalah batuan.
Salah satu cabang dari ilmu geologi yang membahas dan meneliti batuan adalah Petrologi (ilmu batuan), mengartikan batuan adalah terdiri dari satu atau lebih macam mineral yang membentuk satuan kecil dari kerak bumi dan mempunyai komposisi kimia dan mineral yang tetap, sehingga dengan jelas dapat dipisahkan satu dengan yang lain.

PT Sarku Enjinering Utama Job Vacancy


PT Sarku Enjinering Utama is a major maintenance, Hook-up, commissioning and construction contractor for oil and gas offshore & onshore installation. Our service encompass project management, engineering service, construction service, pre – commissioning and commissioning service. We are looking for:


MECHANIC


Job requirements :
1.   Age max. 35 Thn
2.  Experienced :
o  Pump repair (centrifugal, reciprocating ...), air compressor, rotating equipment
o Rotating equipment Alignments
o Exchanger (cooling system)
o Able to read Engineering drawings
o Preferably those who have work experience in the Oil n Gas / chemical industry

If you are interested and have the above criteria, you can send CV / Resume & related certificate to the email below:

recruitment2@sarku-id..com and aisyanashtya@yahoo.com

"Only qualified candidates will be processed"


Thanks and regards

Recruitment Department

PT.. SARKU ENJINERING UTAMA
Jalan Ciputat Raya No. 27-i , Pondok Pinang
Jakarta Selatan 12310 ( Telp : 021 – 75908641)

Geologi Bumi dan Tata Surya

Bumi dan Tata Surya


Bumi


  • Terjadinya bumi???
  • Teori Terbentuknya Bumi??
  • Lapisan-lapisan Bumi ???
  • Teori dinamika Bumi???
  • Bukti Bumi Dinamis???

Permulaan terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari Matahari,Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar.Dikarenakan sesuatu hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu, Dari gumpalan yangterlepas tersebut (planet), terlepas pula sebagian dari planet tetapi juga tetap berputardan mengelilingi gumpalan yang ditinggalkan, itulah yang disebut bulan atau satelit.
Proses Perlapisan Bumi Tahap 1 Tahap pada saat bumi merupakan planet yang homogen atau belum terjadi diferensiasi dan zonafikasi Tahap 2 Tahap 3 Proses diferensiasi, yaitu material besi yang lebih berat tenggelam menuju pusat bumi dan material yang lebih ringan bergerak ke permukaan Proses zonafikasi, tahap dimana bumi terbagi menjadi beberapa zona atau lapisan, yaitu inti besi yang padat, inti besi cair, mantel bagian bawah, zona transisi, astenosfer yang cair dan litosfer yang terdiri atas kerak benua dan kerak samudera

Teori Terbentuknya Bumi

CONTINENTAL DRIFT semua daratan berasal dari satu benua besar yangdisebut pangea. Asumsinya didasari oleh:Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantaitimur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis konturpantai barat Eropa dan Afrika.Batas Samudra Hindia semakin mendesak ke utara. Anak benuaIndia semakin menyempit dan makin mendekati ke BenuaEurasia, sehingga menimbulkan lipatan Pegunungan Himalaya.Green land semakin mendekat ke Amerika Utara.
KONTRAKSI Bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yangsangat lama. massa yang sangat panas bertemu denganudara dingin membuatnya mengerut. Zat yang berbeda-bedamenyebabkan pengerutan yang tidak sama antara 1 tempatdan tempat lain - James Dana dan Elie Baumant 
Jika dirunut pada sejarah masa lalu, sebenarnya benua2 di muka bumi pernahberkumpul menyatu, menjadi sbuah benua besar (supercontinent) bernama Laurasia diutara, dan Gondwana di selatan. Kedua benua ini secara perlahan-lahan bergerak kearah ekuator.Rotasi bumi membuat sebagian benua terakumulasi di daerah ekuator dan bumi barat.Pada perkembangannya, benua ini pecah dan memisah saling menjauh. Danmembentuk kondisi seperti sekarang ini (5 benua). 

Lapisan Bumi

- LITOSFER Lapisan terluar bumi Terdiri dari kerak benua/lempeng benua (tebal 40 km) dan kerak samudera / lempeng samudera (tebal 8 km) Kerak benua tersusun atas batuan granit dengan kepadatan rendah yang mengandung Silisium dan Alumunium (Si-Al) dan kerak samudera tersusun atas batuan basalt yang mengandung Silisium dan Magnesium (Si-Ma) dengan kepadatan tinggi Lapisan Si-Al memiliki densitas = + 2,8 g/cm 3 , dan lapisan Si-Ma memiliki densitas = 3,2 g/cm 3 95% litosfer tersusun atas batuan beku Lapisan paling atas dari litosfer adalah batuan sedimen
Antara lapisan kerak bumi dengan dan lapisan mantel dibatasi oleh lapisan yang disebut lapisan diskontinuitas mohorovicic (moho), yaitu lapisan dimana terjadi perubahan sifat-sifat fisis yang tajam antara kerak bumi dan mantel, terutama densitas dan elastisitas batuan Kutub magnet bumi di BBU terletak di dekat lintang 73 o , bujur 100 o B di Kepulauan Kanada, sedangkan kutub magnet bumi BBS berada di dekat lintang 68 o S, bujur 146 o T pada ujung Antartika
- MANTEL Lapisan antara kerak Bumi dan inti Bumi Terdiri atas dua lapisan, yang bersifat cair dan bersifat padat. Lapisan mantel yang bersifat cair disebut astenosfer, lapisan ini berdekatan dengan kerak bumi Sekitar 80% volume Bumi merupakan mantel Tersusun atas mineral besi dan megnesium silikat Terdapat arus konveksi yang menimbulkan tekanan yang besar 
- INTI BUMI Inti Bumi tersusun atas logam besi dan nikel (NiFe) Jari-jari inti Bumi = + 3370 km Lapisan Si-Al memiliki densitas + 10 gr/cm 3 Inti Bumi dapat dibagi menjadi 2 yaitu inti dalam dan inti luar. Inti dalam bersifat padat dan inti luar bersifat cair Merupakan penyebab munculnya medan magnet Bumi 

Bagian Bumi Berdasarkan Susunan Kimia

- Bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan.
- Bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai.
- Bagian udara (atmosfer).
yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenisorganisme (biosfer) 

Teori Dinamika Bumi

Teori Kontraksi dan Ekspansi Abad ke-19 orang percaya Bumi mula-mula panas dan kemudian dingin pelan-pelan. Terjadi kontraksi Baris pegunungan dan jalur seismik dianggap daerah kontraksi Kemudian Bumi makin memanas lagi secara internal oleh pelepasan radioaktif (radioactive decay)– Bumi membesar – terjadi crack (retak-retak) pada kerak benua dan ada yang pecah berkeping-keping Begitu ekspansi berlanjut, crack menjadi basin samudera – magma mengalir ke atas membentuk kerak samudera baru
Teori Keluyuran Kutub (Polar Wandering Theory) Tahun 1950 terjadi titik balik dari teori Wegener (1930), yaitu munculnya teori keluyuran kutub magnetik bumi Teorinya demikian: Begitu batu-batuan terbentuk, maka batu-batuan tsb termagnetisir dan arah dari magnetisasi merupakan catatan fosil dari arah magnetik bumi dan posisi kutubnya pada waktu itu Magnetisme dalam batu-batuan purba dinamakan paleomagnetisme Dari pengukuran paleomagnetik terbukti bahwa medan magnetik bumi telah ada semasa batu-batuan terbentuk

Teori Kontraksi dan Ekspansi Abad ke-19 orang percaya Bumi mula-mula panas dan kemudian dingin pelan-pelan. Terjadi kontraksi Baris pegunungan dan jalur seismik dianggap daerah kontraksi Kemudian Bumi makin memanas lagi secara internal oleh pelepasan radioaktif (radioactive decay)– Bumi membesar – terjadi crack (retak-retak) pada kerak benua dan ada yang pecah berkeping-keping Begitu ekspansi berlanjut, crack menjadi basin samudera – magma mengalir ke atas membentuk kerak samudera baru
Teori Keluyuran Kutub (Polar Wandering Theory) Tahun 1950 terjadi titik balik dari teori Wegener (1930), yaitu munculnya teori keluyuran kutub magnetik bumi Teorinya demikian: Begitu batu-batuan terbentuk, maka batu-batuan tsb termagnetisir dan arah dari magnetisasi merupakan catatan fosil dari arah magnetik bumi dan posisi kutubnya pada waktu itu Magnetisme dalam batu-batuan purba dinamakan paleomagnetisme Dari pengukuran paleomagnetik terbukti bahwa medan magnetik bumi telah ada semasa batu-batuan terbentuk

Teori Apungan Benua (Continental Drift) Tahun 1912 Alfred Wegener (Jerman) memperkenalkan teori apungan benua (continental drift) secara perlahan-lahan, kadang-kadang pecah dalam lempeng-lempeng, kadang-kadang saling benturan Lihat peta Benua Pangea (artinya “all land) Seperti sepotong balok es yang mengapung di suatu danau Dibuktikan bahwa fosil-fosil yang sama dari binatang yang mengembara di Amerika Selatan, India, Australia yang di masa lalu berada di wilayah tsb yang menyatu
Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonic Theory) Dikembangkan sejak tahun 1960 Menerangkan gerakan relatif antara litosfer dan interaksi litosfer – astenosfer Litosfer terdiri dari lempeng-lempeng besar dan kecil yang dinamakan “lempeng tektonik”. Lempeng tektonik ini meluncur (sliding) di atas astenosfer yang plastis Geodinamika dewasa ini meneliti sifat gaya yang mendorong lempeng dan cara lempeng be-reaksi terhadap dorongan Teori tentang gaya yang mendorong lempeng, saat ini dikaitkan dengan teori konveksi termal di mantel

Bukti Bumi Dinamis

1. Adanya siklus batuan (Rock Cycle)
2. Adanya siklus Air (Daur Hidrologi)
Adanya gempa bumi
Lava panas meleleh dari gunung berapi
3. Interaksi batas lempeng
a) Divergen : Pergerakan antar lempeng saliang menjauh
b) Konvergen : Pergerakan antar lempeng bertubrukan
- Subduksi : Salah satu lempeng menyusup kebawah terhadap lempemng yang lain
- Collision : Kedua lempeng bertubrukan secara frontal
- Obduksi : Salah satu lempeng menjulang keatas terhadap lempeng yang lain
c) Transform : Pergerakan antar lempeng yang sejajar (berpapasan)
4. Pemekaran lantai samudra (Sea floor spreading)
Sea floor spreading terjadi pada batas lempeng divergen, di mana lempeng-lempeng bergerak saling menjauh, mengakibatkan material di bawah naik ke atas membentuk lantai samudera baru. Bentuk lantai samudera antara lain : lantai abbisal, gunung laut, punggungan samudera (ocean ridge), palung laut. Sea floor spreading terjadi pada mid ocean ridge (punggungan tengah samudera). Punggungan samudera merupakan tonjolan yang terdiri dari batuan di atas lantai samudera. Memiliki panjang puluhan ribu kilometer dengan lebar ratusan kilometer serta berdiri setinggi 0.6 km atau lebih. mid ocean ridge tersebar di berbagai tempat di muka bumi.
Tahun 1950an: eksplorasi mengenai lantai samudera dilakukan secara ekstensif untuk meningkatkan pemahaman tentang adanya deretan pegunungan di dasar laut atau punggungan tengah samudera (mid-oceanic ridge / MOR).
Pergantian siang dan malam dan perubahan iklim sepanjang tahun.


JAGAD RAYA,GALAKSI,TATA SURYA DAN BINTANG

JAGAD RAYA??
GALAKSI??
TATA SURYA??
BINTANG??

JAGAD RAYA 
- Jagad raya adalah alam semesta yang sangat luas (tidak terukur), mencakup berjuta benda-benda angkasa, dan beribu-ribu kabut gas. 
- Galaksi adalah sebuah sistem perbintangan yang maha luas yang didalamnya terdapat jutaan bintang beserta benda-benda langit lainnya sebagai anggota yang beredar mengelilingi pusat dengan gerakan yang teratur. Bentuk galaksi yang ada di jagad raya adalah spiral, spiral berbatang,elips, dan tak beraturan 
- Bintang merupakan benda langit yang mempunyai cahaya sendiri akibat reaksi inti di dalamnya. Menurut hukum fisika, bintang yang memiliki cahaya putih kebiruan memiliki temperatur yang tinggi, semakin kemerahan atau kuning, semakin rendah. Derajat kekuatan cahaya bintang ditentukan berdasarkan magnitudo. Semakin kecil magnitudo suatu bintang, makin terang cahaya bintang tersebut
- Tata Surya adalah kumpulan benda-benda langit yang terdiri dari sebuah bintang besar yang disebut matahari, dan semua objek yang terikat oleh gaya grafitasinya. Objek-objek tersebut adalah delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Tata Surya (Solar System) atau yang juga disebut keluarga matahari (The sun and its family) adalah suatu sistem yang teridiri dari Matahari sebagai pusar Tata Surya itu dan di kelilingi dengan planet-planet, komet (bintang berekor), meteor (bintang beralih), satelit, dan asteroid.

1.Teori Nebule (Teori Kabut)oleh Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere Simon de Laplace (1796).
2.Teori Planetesimal oleh Ahli Geologi Thomas C. Chamberlin (1843-1928) dan Seorang Astronom Forest R. Moulton (1872-1952).
3.Teori Pasang Surut oleh Dua Orang yang Berasal dari Inggris yaitu Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891).
4.Teori Awan Debu oleh carl Von Weizsaeker (1940) yang Kemudian Disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950).
5.Teori Bintang Kembar oleh Fred Hoyle (1915-2001).

Anggota Tata Surya
1.Matahari.
2.Planet-Planet.
   a.Merkurius
   b.Venus
   c.Bumi
   d.Mars
   e.Yupiter
   f.Saturnus
   g.Uranus
   h.Neptunus
3.Asteroid.
4.Komet.
   a.Komet Berekor
   b.Komet Tak Berekor
5.Jutaan Benda Langit Lainya yang terikat Oleh Gaya Gravitasi Matahari